Kamis, 28 Desember 2017

Refleksi 8 Perkuliahan Filsafat Bersama Prof. Dr. Marsigit, M.A.


TOKOH FILSAFAT        --Refleksi 8 
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A. 
Kamis, 09 November 2017, 07.30-09.10 WIB

Oleh:
Elsa Susanti (17709251024)
                                                         Pascasarjana Pendidikan Matematika B 2017


Topik-topik filsafat identik dengan tokohnya. Jika tidak memahami tokoh maka tidak mengerti filsafat karena filsafat adalah pikiran para tokoh. Berikut adalah tokoh dalam filsafat.

Tokohnya paradoks adalah  Zeno. Paradoks  zeno artinya kita tidak akan pernah sampai tujuan karena sebelum sampai tujuan kita pasti melampaui separuh tujuan, sebelum separuh tujuan kita pasti melampaui  separuh tujuan lagi, sebelumnya kita pasti melampaui separuhnya lagi, terus sampai kiamat tidak akan pernah tercapai. Maka sebenar-benar  diri kita tidak akan pernah mencapai tujuan. Misalnya, seseorang yang berangkat ke Jakarta tidak akan pernah sampai ke Jakarta. Karena untuk mencapai Jakarta orang tersebut harus melampaui setengah Jakarta, lalu melampaui setengannya lagi, dan begitu seterusnya sehingga tidak akan pernah tercapai. Hal itu akan membuat kebingungan. Ini pertanda logika tidak cocok dengan kenyataan namun yang penting konsisten dan itulah analitik. Maka paradoks zeno harus sesuai dengan ruang dan waktu. Jika kita menggunakan paradoks zeno dalam percakapan di kehidupan sehari-hari maka itu tidak sesuai dengan ruang dan waktu.
Tokohnya paradoks himpunan adalah Rusel. Paradoks himpunan artinya bahwa himpunan x adalah x tidak sama dengan x. Jadi x sekaligus anggota dan bukan anggota himpunan. Misalnya pagi. Pagi merupakan perbatasan siang dan malam. Jadi perbatasan itulah tempat paradoks. Sebenar-benarnya manusia tidak sempurna. Jangankan pikiran, penglihatanpun tidak sempurna, kata-katapun tidak sempurna, dan pendengaranpun tidak sempurna. Maka sebenar-benar paradoks, sebenar-benar pertentangan, dan sebenar-benar kontradiksi adalah ilmu. Seseorang yang berilmu akan berhasil sehingga dimensinya meningkat sedangkan orang yang tak berilmu akan jatuh dan tenggelam. Demikian pulalah filsafat. Sebenar-benar filsafat adalah ilmu. Seseorang yang berilmu maka akan mampu menembus ruang dan waktu sedangkan mereka yang tak berilmu akan terperangkap pada ruang dan waktu. Maka carilah ilmu, sesungguhnya ilmu ada di perbatasan dengan membawa prinsip dimanapun bumi berpijak, disitulah langit kau junjung’.
Tokohnya komputer adalah Alan Turing. Alan Turin menemukan awalan program sekitar tahun 40-an yaitu pada saat perang dua kedua. Teknologi perang dunia sudah menggunakan mesin pelacak kode, mesin ini ditemukan di Inggris. Mesin ini dapat menemukan kode-kode yang digunakan Jerman sehingga dapat dilacak arah pergerakan pesawat atau bom bisa dilacak. Makanya Alan Turin disebut pencipta jembatan antara langit dan bumi.
Tokohnya menjawab adalah  Socrates. Tokohnya bertanya adalah  Socrates. Socrates mencari kebenaran dengan cara bertanya. Zaman Socrates sudah ada akuntabilitas yaitu sebagai wujud pertanggungjawaban seseoran terhadap pekerjaannya. Sedangkan pada zaman sekarang hidup harus akuntabel dan substains. Akuntabel misal pembelajaran ditayangkan di sosia media itu akuntabel. Orang hidup itu harus punya visi. Jangan takut jika dikira pamer karena sebenar-benar hidup itu antara pamer dan tidak pamer. Saat kita terkejut dengan generasi muda atau dengan muridmu, itu adalah salahmu kenapa engakau tidak paham. Karena sebenar benar muridmu adalah hermeneutikamu, bagian dari dirimu.
Tokohnya himpunan adalah Venn. Tokohnya kosong adalah Satre. Tokohnya Isi adalah Plato. Tokohnya  wadah adalah Plato. Tokohnya kontradisksi adalah Immanuel Kant. Tokohnya transenden adalah  Immanuel Kant. Tokohnya sebab akibat adalah David Hume. Tokohnya bahasa matematika adalah  Vitgen stain. Tokohnya Rermenetika adalah  Hubermas. Tokohnya fatal adalah  Vermenides (segala sesuatu tetap). Tokohnya fital adalah  heraklitos. Tokohnya ideal adalah  Plato. Tokohnya republik adalah  Plato. Tokohnya formal adalah  Hilbert. Tokohnya lengkap adalah Hilbert. Tokohnya Tidak lengkap adalah  Godel. Tokohnya lumpur adalah Mark. Tokohnya berkah filsafat adalah  Plotimus. Tokohnya logos adalah  Thales yaitu seorang filsuf pertama pada zaman Yunani. Thales merupakan filsuf pertama yang memerangi mitos. Tokohnya tindakan adalah  Imam Ghozali.
Belajar filsafat berarti mempelajari pemikirannya para filsuf. Dengan mempelajari filsafat, orang sesat dapat semakin sesat, orang kafir berfilsat dapat semakin kafir, dan orang beriman dapat semakin beriman. Maka sebenar-benar berfilsafat adalah dirimu sendiri dan sebenar-benar dirimu adalah pikiranmu. Jika tidak berfikir maka sudah tidak berfilsafat lagi. Maka sebenar-benar orang berfilsafat adalah  orang mau belajar secara aktuntabel, terus menerus. Salah satu enzim dari hermeneutika adalah komunikasi bahasa dan sebenar benar hidup adalah bahasa. Maka berfilsafat itu merangkum awal dan akahir. Semua filsuf pasti merangkum awal dan akhir. Filsafat itu cair maka mereka sudah terpikirkan dan menjadi bayang kita semua. Jadi semua yang kita bayangkan sehari hari sudah ada tokohnya masing masing. Tokoh sesuai zamanny, sesuai timeline, dan memberi dampak serta pengaruhnya seperti apa. Tokoh yang paling komplit adalah Immanuel Kant. Tokoh-tokoh di atas dikenal lewat karya atau bukunya. Sebenar-benar filsuf adalah karyanya. Jika engkau ingin jadi tokoh maka menulislah.


Elsa Susanti | Youtube : http://www.youtube.com/c/ElsaSusanti | 


0 komentar:

Posting Komentar