ADA, MENGADA, PENGADA --Refleksi 6
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Kamis, 26 Oktober 2017, 07.30-09.10 WIB
Oleh:
Elsa Susanti (17709251024)
Pascasarjana
Pendidikan Matematika B 2017
Berikut ini adalah hasil dari refleksi tes jawab singkat.
Bak sebuah rumah, pengetahuan juga yang harus
mempunyai pondamen. Permisalaan yang kita gunakan dalam menjelaskan suatu
konteks adalah bagian dari pondamen. Tanpa permisalan tidak ada proses dan tidak ada
perhitungan selanjutnya. Sama hal nya dengan
permisalan, diketahui dalam matematika juga merupakan pondamen. Permisalahan
dan diketahui adalah pengetahuan yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang ada
dan yang mungkin ada. Dengan demikian, pengetahuan adalah pondamen dari pengetahuan
berikutnya.
Obyek dari filsafat adalah semua yang ada dan yang
mungkin ada. Maka dalam matematika suatu segitiga adalah obyek pikir.
Menghitung berarti kita melakukan determine. Subyek determine disebut
determinism. Panjang sisi suatu bangun merupakan kuantitatif sedangkan Luas
suatu bangun datar merupakan teleologi, artinya segala yang memperkirakan, merangkum
apapun tentang masa depan.
Obyek pikir bisa lahir jika ada subyek pikir. Jika Adi
sedang memikirkan padi maka obyek pikirnya adalah padi sedangkan Adi
berkedudukan sebagai subyek. Adi adalah seorang petani. Maka ‘seorang’
merupakan wadah Adi, ‘adalah’ merupakan identitas Adi, sedangkan ‘petani’
merupakan predikat. Sebenar-benar subyek filsafat adalah yang dilengkapi obyek
pikir dan predikat.
Semua yang ada dan yang mungkin ada secara filsafat
dapat dijelaskan. Kekuatan dari penjelasan itulah yang merupakan ilmu
seseorang. Jika subyek, Adi, ‘mempunyai ladang seluas dua hektar’. Maka setiap
kata dalam kalimat tersebut dapat kita tinjau dari segi filsafat. ‘mempunyai’
merupakan kuasa dari si subyek, ‘ladang’ dan ‘seluas’ merupakan sifat,
sedangkan ‘dua’ adalah sebyek dengan predikat ‘hektar’.
Adanya Adi sebagai seorang petani dibuktikan dengan kegiatan mengada
yang dia lakukan. Misalnya Adi menanam jagung, maka kegaitaan menanam adalah
bentuk mengada yang dilakukan Adi, sedangkan jagung merupakan predikat. Hasil dari mengada
adalah pengada. Sifat yang melekat pada diri kita adalah bagian dari hasil ada, mengada, dan pengada. Maka ‘laba’ dari
hasil penjualan jagung yang ditanami Adi adalah sifat. Laba ditabung untuk
menyicil Harley davidson. ‘ditabung’ ada bentuk dari mengada. Menyicil merupakan
infinit rigres artinya berkelanjutan dan ‘harley davidson’ merupkan sesuatu
yang ada yaitu sudah disebutkan berarti sudah ada di dalam pikiran
Uraian berikut ini adalah refleksi dari forum tanya jawab pasca tes
jawab singkat
Sesuatu yang dipaksakan akan membuahkan hasil yang tidak memuaskan. Jika
kita memaksakan
pendapat artinya kita memaksakan ruang dan waktu. Pemaksaan terhadap ruang dan waktu menuntut
seseorang untuk mampu
mengikutinya. Seseorang yang mampu mengikuti ruang dan waktu adalah
orang yang berilmu. Jika seseorang tidak punya ilmu
maka akan terjebak di dalam ruang dan waktu yang salah. Ruang dan waktu
yang salah melahirkan
ketidakbahagian dan berpotensi melahirkan kesusahan dan penyakit, bahkan
neraka. Dengan demikian, sebenar-benar orang yang bijaksana adalah mereka yang
mampu menyesuaikan dengan ruang dan waktu yang tepat serta mampu menggunakan potensinya untuk memilih
kebahagiaan dengan jalan berilmu.
0 komentar:
Posting Komentar