Kamis, 28 Desember 2017

Refleksi 6 Perkuliahan Filsafat Bersama Prof. Dr. Marsigit, M.A.

     ADA, MENGADA, PENGADA     --Refleksi 6
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Kamis, 26 Oktober 2017, 07.30-09.10 WIB

Oleh:
Elsa Susanti (17709251024)
                                                         Pascasarjana Pendidikan Matematika B 2017


Berikut ini adalah hasil dari refleksi tes jawab singkat.
Bak sebuah rumah, pengetahuan juga yang harus mempunyai pondamen. Permisalaan yang kita gunakan dalam menjelaskan suatu konteks adalah bagian dari pondamen. Tanpa permisalan tidak ada proses dan tidak ada perhitungan selanjutnya. Sama hal nya dengan permisalan, diketahui dalam matematika juga merupakan pondamen. Permisalahan dan diketahui adalah pengetahuan yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Dengan demikian, pengetahuan adalah pondamen dari pengetahuan berikutnya.
Obyek dari filsafat adalah semua yang ada dan yang mungkin ada. Maka dalam matematika suatu segitiga adalah obyek pikir. Menghitung berarti kita melakukan determine. Subyek determine disebut determinism. Panjang sisi suatu bangun merupakan kuantitatif sedangkan Luas suatu bangun datar merupakan teleologi, artinya segala yang memperkirakan, merangkum apapun tentang masa depan.
Obyek pikir bisa lahir jika ada subyek pikir. Jika Adi sedang memikirkan padi maka obyek pikirnya adalah padi sedangkan Adi berkedudukan sebagai subyek. Adi adalah seorang petani. Maka ‘seorang’ merupakan wadah Adi, ‘adalah’ merupakan identitas Adi, sedangkan ‘petani’ merupakan predikat. Sebenar-benar subyek filsafat adalah yang dilengkapi obyek pikir dan predikat.
Semua yang ada dan yang mungkin ada secara filsafat dapat dijelaskan. Kekuatan dari penjelasan itulah yang merupakan ilmu seseorang. Jika subyek, Adi, ‘mempunyai ladang seluas dua hektar’. Maka setiap kata dalam kalimat tersebut dapat kita tinjau dari segi filsafat. ‘mempunyai’ merupakan kuasa dari si subyek, ‘ladang’ dan ‘seluas’ merupakan sifat, sedangkan ‘dua’ adalah sebyek dengan predikat ‘hektar’.
Adanya Adi sebagai seorang petani dibuktikan dengan kegiatan mengada yang dia lakukan. Misalnya Adi menanam jagung, maka kegaitaan menanam adalah bentuk mengada yang dilakukan Adi, sedangkan jagung merupakan predikat. Hasil dari mengada adalah pengada. Sifat yang melekat pada diri kita adalah bagian dari hasil ada, mengada, dan pengada. Maka ‘laba’ dari hasil penjualan jagung yang ditanami Adi adalah sifat. Laba ditabung untuk menyicil Harley davidson. ‘ditabung’ ada bentuk dari mengada. Menyicil merupakan infinit rigres artinya berkelanjutan dan ‘harley davidson’ merupkan sesuatu yang ada yaitu sudah disebutkan berarti sudah ada di dalam pikiran 
Uraian berikut ini adalah refleksi dari forum tanya jawab pasca tes jawab singkat

Sesuatu yang dipaksakan akan membuahkan hasil yang tidak memuaskan. Jika kita memaksakan pendapat artinya kita memaksakan ruang dan waktu. Pemaksaan terhadap ruang dan waktu menuntut seseorang untuk mampu mengikutinya. Seseorang yang mampu mengikuti ruang dan waktu adalah orang yang berilmu. Jika seseorang tidak punya ilmu maka akan terjebak di dalam ruang dan waktu yang salah. Ruang dan waktu yang salah melahirkan ketidakbahagian dan berpotensi melahirkan kesusahan dan penyakit, bahkan neraka. Dengan demikian, sebenar-benar orang yang bijaksana adalah mereka yang mampu menyesuaikan dengan ruang dan waktu yang tepat serta  mampu menggunakan potensinya untuk memilih kebahagiaan dengan jalan berilmu.


0 komentar:

Posting Komentar