Rabu, 18 Oktober 2017

Refleksi 4 Perkuliahan Filsafat Bersama Prof. Dr. Marsigit, M.A.


               Timeline Awal Akhir Filsafat  Refleksi4

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A
Kamis, 14 September 2017, 07.30-09.10 WIB

Oleh:
Elsa Susanti (17709251024)
                Pascasarjana  UNY, Pendidikan Matematika B 2017

 


Samudera kehidupan yang kita karungi lambat laut akan sampai pada akhir zaman. Kedekatan akhir zaman ditandai dengan semakin tak berhingganya manusia yang mengalami disorientasi. Manusia terkena polusi kehidupan mengalami disorientasi, radikalisme dan intoleransi. Manusia golongan ini bak cethol-cethol di samudera yang mengelepar-gelepar ke permukaaan dikarenakan air samudera dan tercemar. Untuk selamat dari disorientasi kehidupan, kita hendaklah senantiasa terus belajar dan berikhtiar mencari ilmu pengetahuan seperti cethol-cethol yang terus berenang mencari air segar kehidupan. Dengan demikian sebenar-benarnya tugas manusia adalah bersyukur kepada Tuhan yang mahakuasa karena masih diberikan kesempatan dalam berikhtiar (mencari ilmu) sehingga mampu menangkal polusi-polusi kehidupan.  
Disorientasi kehidupan para cethol tak lain dan tak bukan dikarenakan filsafat yang berkembang pada masa ini adalah filsafat bahasa atau filsafat analitik. Pusat dari kehidupan manusia saat ini adalah bahasa. Informasi, komunikasi, teknologi, internet, media sosial, dan lainya menggunakan bahasa. Oleh karena itu hidup adalah bahasa maka sebenar-benar hidupmu adalah kata-katamu dan sebenar-benarnya dirimu adalah tulisanmu. Filsafat adalah olah pikir, untuk menyampaikan hasil olah pikir dan memahami hal diluar pikiran  secara utuh tidaklah mungkin, maka bahasalah sebagai penyampai olah pikir dan sebagai penerima informasi dari luar pikiran.
Filsafat berasal dari obyeknya dan obyek filsafat tergantung pada ruangnya. Ruang dalam filsafat dibagi menjadi dua yaitu ruang bumi dan ruang langit. Maka sebenar-benar ilmu adalah saat langit bertemu dengan bumi atau bumi menggapai langit. Obyek kebenaran yang ada di langit bersifat tunggal sehingga segala sesuatu yang ada di ruang langit adalah kebenaran yang bersifat monoisme sedangkan obyek kebenaran di bumi bersifat plural sehingga segala sesuatu yang ada di bumi adalah kenyataan yang bersifat pluralism. Semua yang ada di ruang langit adalah prinsip sehingga semua yang ada dan yang mungkin ada di ruang bumi adalah bayangan dari prinsip. Ruang yang lebih tinggi dari langit dan bumi bersifat idealism. Kebenaran yang paling tinggi berada pada ranah spiritualism dan bersifat absolut dan sebenar-benarnya prinsip absolut hanyalah kuasa Tuhan. Oleh karena itu, setinggi-tinggi ilmu adalah spiritualism.
Perkembangan filsafat diawali pada zaman Yunani kuno. Filsafat yang berkembang adalah filsafat alam. Pada masa ini, manusia masih terheran-heran terkait hal di luar dirinya. Perkembangan zaman selanjutnya melahirkan filsafat metafisik. Filsafat ini dikembangkan oleh Plato. Pola pikir Plato dikenal dengan Logisism yaitu menjunjung tinggi logika. Perkembangan filsafat selanjutnya adalah oleh murid Plato yaitu Aristoteles. Berbeda dengan Plato. Aristoteles menentang semua pemikiran Plato namun dia mengagung-agungkan kenyataan atau pengalama. Pola pikir Aristoteles dikenal dengan Realism. Seiring perjalanan waktu, pemikiran Plato dan Aristoteles terus berkembang dan memiliki banyak pengikut. Selanjutnya berkembang paham Rasionalism yang dikembangkan oleh Renedescrates.  Pemikiran Renedescrates sejalan dengan Plato yaitu bahwa ilmu selalu berlandaskan dengan rasio. Paham Rasionalism tidak dapat diikuti oleh semua orang sehingga lahirlah paham devintium. Paham ini sejalan dengan pemikiran Aristoteles yang beranggapan bahwa ilmu itu selalu berlandaskan dari pengalaman atau lebih dikenal dengan epirisim. Selama dua abad, kehidupan dipengaruhi oleh dua paham rasionalism dan epirisim yang saling bertentangan dan mengalami sejarah penjang yang gelap. Di tengah pertentangan, muncullah Immanuel Kant yang menjadi pendamai dalam kehidupan para cethol. Kant menganggap bahwa sebenar-benarnya ilmu adalah sintetik apriori (filsafat critisism)
Berikut adalah paparaan filsafat yang berkembang.
1.        Ilmu berpusat pada logika
Filsafat adalah olah pikir tentang logika. Dibawahnya logika adalah kenyataan maka sebenar-benar hidup adalah pikirkanlah kenyataanmu itu dan wujudkanlah pikiranmu. Ranah logika bersifat logis sehingga semua berpusat pada logika (logisism). Tokoh yang mengembangkan paham ini adalah Plato. Menurut Plato, sebenar-benar ilmu adalah pikiran.  Pikiran artinya logis dan tidak melihat kenyataan (analitik). Di samping bersifat logis, pikiran juga bersifat apriori artinya mampu memahami tanpa mengalami langsung. Tak hanya Plato namun Renedescrates juga mengagung-agungkan logika. Menurut Renedescrates, tiadalah ilmu kalau tidak berlandaskan rasio (rasionalism).
2.        Ilmu berpusat pada kenyataan
Murid Plato yaitu Aristoteles, menentang pendapat Plato. Menurutnya, sebenar-benar ilmu adalah kenyataan yang bersifat sintetik. Kenyataan juga bersifat aposteriori, artinya memikirkan objek-objek di luar pikiran setelah mengindranya. Aposteriori dominasi berada pada dunia anak kecil. Saat anak kecil diajar dengan menggunakan apriori secara tidak langsung kita menghancurkan intuisinya sehingga anak akan kehilangan empati dan teracam disorientasi. Selain Aristoteles, tokoh yang juga mengagung-agunkan kenyataan adalah Devintium. Menurutnya, tiadalah ilmu kalau tidak berlandaskan pengalaman (empirisism).
3.        Masa kebenaran geraja
Sejarah ilmu yang panjang dan gelap terjadi saat kebenaran di dominasi oleh gereja. Menurut gereja, tidak ada yang boleh mengutarakan kebenaran tanpa restu dari gereja. Orang yang melanggar peraturan tersebut dianggap sebagai penghianat gereja yang terancam ditahan ataupun dibunuh. Salah satu yang melegenda adalah gereja memiliki teori geosentris. Perkembangan selanjutnya melahirkan Copernicus dengan teori heliosentris. Copernicus dianggap sebagai penghianat sehingga ia ditangkap namun yang dibunuh bukanlah Copernicus melainkan penerusnya yaitu Galileo Galilei dan Bruno.
4.        Critisism
Perseteruhan antara logika dan pengalaman terus terjadi selama dua abad. Setelah itu munculah penengah yaitu seorang Immanuel Kant. Menurut Kant, rasionalisme dan empirism tidak salah namun rasionalism terlalu mengagung-agungkan logika sehingga mengabaikan pengalaman sedangkan empirism terlalu mengagung-agunkan pengalaman sehingga mengabaikan logika. Oleh karena itu, Kant mengambil titik tengah dengan  mengadaptasi apriori dari rasionalism dan sintetik dari empirism. Sebenar-benar ilmu menurut Kant adalah sintetik apriori (filsafat critisism). Kant memandang matematikawan bukan sebagai ilmuan melainkan hanya seorang pemimpi. Hal itu karena matematikawan hanya mengutamakan logika.
Selanjutnya lahirlah fenomena Auguste Comte. Auguste Comte merupakan tokoh penting dalam filsafat positivism. Positivism memandang bahwa ilmu pengetahuan didapat dari fakta-fakta yang teramati. Auguste Comte menolak hal-hal yang berbau metafisik. Serta menolak ilmu pengetahuan dalam bentuk etika, teologi (agama), seni karena hal tersebut merupakan fenomena yang tidak teramati. Fenomena Auguste Comte saat ini membawa kehidupan para cethol pada dunia pos-pos modern atau kontemporer. Indonesia saat ini menggunakan landasan pancasila dengan prinsip materialisme, formalisme, normatif dan spiritual. Berbeda dengan Indonesia, dunia kontemporer yang cenderung memarginalkan agama. Komtemporer berhasil mengempur habis-habisan Indonesia dengan teknologi.
Dunia kontemporer menjadikan manusia seperti patung yang tidak menghiraukan sekitarnya. Manusia umumnya terbuai dengan dunia gadget dan menghiraukan komunikasi dengan sekitarnya bahkan melupakan komunikasi dengan Tuhannya. Hal ini tantangan  terkhusus bagi  mereka yang mengaku sebagai warga Indonesia untuk menghadapi gempuran dunia kontemporer yang tidak sesuai dengan idiologi Bangsa. Warga Indonesia tidak dapat menghindari gempuran dunia kontemporer. Dengan demikian kita harus menjadikan spiritualism sebagai filter dalam menghadapi dunia kontemporer.

Elsa Susanti | Youtube : http://www.youtube.com/c/ElsaSusanti | 


0 komentar:

Posting Komentar