Rabu, 18 Oktober 2017

Refleksi 2 Perkuliahan Filsafat Bersama Prof. Dr. Marsigit, M.A.

MENGENAL RUANG DAN WAKTU FILSAFAT    

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Kamis, 28 September 2017, 07.30-09.10 WIB

Oleh:
Elsa Susanti (17709251024)
                                                         Pascasarjana Pendidikan Matematika B 2017                 

Di bawah ini adalah hasil refleksi tes jawab singkat pertama.

Dalam filsafat, ruang itu selalu berkaitan dengan waktu. Kita dapat memahami ruang  karena waktu dan sebaliknya kita dapat memahami waktu karena ruang. Segala yang ada dan yang mungkin ada adalah ruang. “Ada” dalam filsafat artinya yang ada di dalam pikiran, sedangkan “yang mungkin ada” artinya belum ada di pikiran tetapi ada potensi untuk ada.
Semua yang ada dan yang mungkin ada adalah sebuah potensi. Bukan hanya manusia yang memiliki potensi, namun sebuah batupun memiliki potensi dan sebuah potensi pun akan memiliki potensi lagi. Dalam hidup, kita memiliki dua potensi yaitu potensi takdir dan potensi ikhtiar ataupun dapat dikatakan juga sebagai potensi terpilih dan memilih. Kita semua itu adalah potensi yang berasal dari yang terpilih. Di sisi lain, kita juga memiliki potensi memilih, yiatu memilih yang ada dan yang mungkin ada. Kita bebas memilih pemanfaatan pemberian Tuhan digunakan untuk kebaikan atau kemaksiatan.
Nikmat hidup yang kita rasakan salah satunya adalah  karena ketidaksempurnaan. Kita tidak dapat mendengarkan seluruh frekuensi suara yang ada dalam kehidupan ini, itu adalah kodrat dari Tuhan. Dengan kemampuan pendengaran yang tidak sempurna, kita harusnya bersyukur karena kemampuan mendengar seluruh frekuensi suara akan membuat kita kesulitan hidup di dunia ini. Begitu pula Ketika konsep yang baru masuk di dalam pikiran, tubuh kita tidak mengalami kegoncangan (efek secara fisik). Itulah kesempuranaan Tuhan dalam menciptakan pikiran manusia, maka sudah sepantasnya kita harus selalu bersyukur. Sebenar-benarnya manusia hidup di dunia ini adalah sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidak sempurna dalam kesempurnaan. Maka janganlah berkecil hati karena ketidaksempurnaan dan jangan sombong meminta kesempurnaan pada Tuhan.
Filsafat adalah olah pikir dan kita harus siap terbebas dari zona zaman berfikir. Sebaliknya zona zaman di dalam hati harus diperjuangkan. Sebenar-benar orang yang profesional adalah orang yang mampu membedakan hati dan pikiran sehingga kekacauan pikiran tidak akan ikut mengacaukan hatinya. Untuk itu kita harus mampu mengolah hati dan pikiran karena kita berada di perbatasan. Individu yang berada pada perbatasan yang sama akan berakhir dengan sesuatu yang tidak sama. Yang membedakan yang satu dan yang lain adalah keputusannya. Maka tiadalah diri kita, pada setiap detik waktu tanpa mengambil keputusan. Saat kita berhenti mengambil keputusan, maka kita tidak akan tahu arah kehidupan. Oleh karena itu, sebenar-benar bijaksana adalah ketika kita mampu membuat keputusan.
Dalam filsafat, semua hal diawali dengan sebuah kesadaran. Seseorang dikatakan bangun ketika ia sadar dan dikatakan tidur ketika ia tidak sadar. Kesadaran memudahkan manusia untuk memahami bahwa hobi, kenyataan, dan kekayaan yang sebenar-benarnya adalah sintesis dan semua yang ada di luar dirinya ada anti tesis. Kesadaran juga membuat manusia memahami tugas dan pekerjaannya yaitu membaca yang ada dan yang mungkin ada. Dengan membaca, kita dapat mencegah mitos yang berpotensi menyerang menjadi penyakit.
Semua hal diawali dengan sebuah kesadaran dan diakhiri dengan awalan. Ketika seseorang mengakhiri tidurnya maka artinya ia mengawali hal yang lain. Selama masih mempunyai daya dan upaya dalam pikiran, maka dimana akhiran ada sebuah awalan. Saat kita mengakhiri sesuatu mempertandakan bahwa kita mengawali sesuatu yang lain.
Manusia memiliki status ada. Agar bisa dianggap ada, manusia harus mengada dan hasil dari mengada adalah pengada. Sifat yang melekat pada diri kita adalah bagian dari hasil ada, mengada, dan pengada. Sifat yang dimiliki suatu individu berarti itulah milik dari individu tersebut. Maka milikku adalah kekasihku dan kekasihku adalah sifatku.

0 komentar:

Posting Komentar