Meluruskan Paradigma Pendidikan -Refleksi 11
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Kamis, 14 Desember 2017, 07.30-09.10 WIB
Oleh:
Elsa Susanti (17709251024)
Pascasarjana
Pendidikan Matematika B 2017
Menunggalnya wadah dan isi haruslah
tercipta dalam segala aspek kehidupan kita, salah satunya dalam bidang
pendidikan. Menunggalnya wadah dan isi adalah untuk mencapai visi dan misi dan
meluruskan paradigma. Paradigma merupakan atmosfir yang berlaku dimana-mana .
Paradigma dalam bidang pendidikan artiya melakukan transformasi melalui
inovasi. Paradigma pendidikan adalah the
teacher is researcher, the student is
researcher, the directur is researcher. Sebenar-benar hidup adalah
penelitian untuk menghasilkan. Keberadaan guru dibuktikan dengan kegiatan
mengada dan pengada. Paradigma daripada pengada antara lain adalah the teacher buy the teacher yaitu produk
berupa jurnal.
Tak hanya pendidik, tapi subyek
didikpun juga harus menjalankan paradigma pendidikan. Kuliah adalah bagian research, melalui bahan bacaan
perkuliahan dapat dikembangkan menjadi research.
Untuk mendapatkan data empiris dapat melalui riset kecil baik lewat angket,
observasi, maupun wawancara. Hasil dari riset dituliskan dalam bentuk jurnal artikel
riset. Dalam mendukung publikasi, mahasiswa dapat menghasilkan karya yang
berkualitas salah satunya melalui kerjasama dengan dosen. Oleh karena itu,
dalam upaya meningkatkan pemahaman, mahasiswa dapat mempelajari web of research, web of publisher, web of
book, web of teaching, web of learning process dan seterusnya.
Ada dua strategi yang dapat
dijalankan untuk mendukung publikasi mahasiswa, yaitu universitas menyelenggarakan
seminar internasional atau mahasiswa menyerbu seminar internasional di tempat
lain. Dalam perkembangan IPTEK, mahasiswa dituntut gencar mempersiapkan diri. Oleh
karena itu, mahasiswa harus rajin terlibat dalam diskusi ilmiah seperti seminar
dan symposium. Ini adalah bentuk usaha kesiapan mahasiswa dalam menghadapi
perubahan.
Dalam menulis artikel ilmiah, kita
harus memperhatikan dua syarat yaitu
keterbacaan dan plagiat. Bahasa yang digunakan haruslah diperhatikan secara
tata bahasa dan aturan kepenulisan sehingga memenuhi aspek keterbacaan. Di samping
itu, hal yang perlu diperhatikan adalah referensi. Referensi erat kaitannya
dengan plagiat. Yang paling mengetahui
kita plagiat atau tidak adalah diri kita sendiri. Dengan demikian, paradigma pendidikan
adalah the teacher is researcher and the
student is researcher.
Elsa Susanti | Youtube : http://www.youtube.com/c/ElsaSusanti |
0 komentar:
Posting Komentar