Senin, 15 Desember 2014

Rektor Idaman UR. (Essay peringkat I dlm pekan kepenulisan slh st organisasi kampus)



Berbisik Kepada Sosok Bijaksana, Sang Rektor Idaman UR
Oleh: Elsa Susanti
Melirik goresan prestasi dan perkembangan di berbagai bidang memberikan peluang bagi Universitas Riau (UR) untuk diakui sebagai salah satu Universitas besar di Indonesia. Konsep dalam taman yang berhasil mengantarkan UR sebagai top 50 Perguruan Tinggi di Asia versi World Greenmetrics 2013,  penggunaan barier gate bagi kendaraan yang akan masuk kampus UR dengan menggunakan smart card yang akan segera diluncurkan dan perkembangan lain di berbagai bidang merupakan  perwujudan secercah ukiran komitmen untuk melambungkan nama Universitas Riau. Perkembangan UR yang perlahan menggeser nama puluhan kampus lainnya menjadi alasan UR untuk berbesar hati, namun jikala menguntip ke atas, melihat beberapa sosok besar kampus lain akan mengukir rasa pesimis menyaksikan kemilauan prestasi kampus lain yang telah lebih berjaya di mata masyarakat Bangsa ini. Lahirnya pemimpin Universitas Riau dengan kualitas moral dan jiwa kepemimpinan yang tinggi adalah  jalan ampuh dalam melambungkan nama Universitas Riau di mata masyarakat Nasional dan bekal berharga untuk mampu mengibarkan bendera kejayaan kampus biru langit ini.
Rektor sebagai pemimpin Universitas memikul ribuan harapan akan perubahan dan kemajuan Universitas. Kepercayaan rakyat kampus yang merupakan tonggak utama dalam kepemimpinan bangsa harus selalu digenggam. Jutaan doa dan cucuran harapan rakyat dan mahasiswa memberkati setiap langkah bijaksana seorang Rektor.
Kemampuan seorang Rektor UR sebagai pemimpin di Perguruan Tinggi sangat dibutuhkan dalam mengendalikan suatu organisasi, baik dalam pembuatan kebijakan, pelayanan terhadap mahasiswa, memotivasi pegawai, maupun menjalin kerjasama dengan pihak stake holder. Disamping bertugas sebagai manajer yang berwenang penuh untuk menciptakan paradigma baru tentang UR, Rektor sangat berperan penuh dalam memimpin, melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam pranata Perguruan Tinggi sesuai dengan wewenang pemimpin, sebagai orang yang mengarahkan dan membimbing secara langsung kepada bawahannya.
Hal utama yang dituntut oleh civitas kampus kepada seorang Rektor bukanlah kesempurnaan kepemimpinan, bukan pula kemewahan sarana dan prasarana perkuliahan ataupun kilauan keberhasilan akan kemajuan di semua bidang, namun hal yang utama adalah bukti kongkrit pengabdian dan kesungguhan Rektor sebagai nahkoda dalam menggerakkan kampus ini. Pengabdian dan kesungguhan Rektor tidak akan menggambarkan dirinya sebatas konseptor belaka, namun juga sebagai pelaku pendidikan yang berorientasi merumuskan  kebijakan  yang  dapat  menguntungkan kepentingan bersama, memiliki  karakteristik  yang  bersih  di setiap  tindakan,  visioner  pada  perubahan yang  membangun  dan  action  untuk  terus  berkontribusi serta professional  dari  sisi  akademis maupun  managerial  institusi.  
Sosok Rektor UR juga tidak hanya akan melahirkan kebijakan yang menjunjung tinggi kedisiplinan pada seluruh civitas akademika UR namun juga harus memiliki pemikiran kritis terhadap pemantauan pelaksanaan kebijakan tersebut. Rektor harus mampu menanamkan kesadaran di semua kalangan bahwa kebijakan itu tidak hanya untuk diketahui namun harus dicairkan dalam sebuah komitmen. Komitmen yang dipegang teguh, perlahan akan menghapus praktek ketidakserasian antara aturan dan realisasi yang selama ini masih menjalar, serta  akan mengusir kata-kata PHP (Pemberi Harapan Palsu) yang sering terlontar oleh mahasiswa yang kerap merasa dirugikan dengan ketidakdisiplinan beberapa civitas akademika UR. Tidak hanya meningkatkan peninjauan terhadap kebijakan, namun Rektor UR yang baik juga akan mengedepankan kenyamanan mahasiswanya. Ketidakseimbangan antara jumlah pemakai dengan ketersediaan sarana dan prasarana, ruangan kelas yang membisu menerima kesunyian atribut dan prasarana kelas, perlahan akan terobati.
Bekerja untuk bangsa tanpa wacana untuk memikat, tetapi hidup dengan dedikasi yang tinggi demi melambungkan nama UR, begitu sang sosok idaman UR.  Sisi bijaksananya yang akan melahirkan rutinitas untuk dapat mengayunkan tangan, melangkahkan kaki mengunjungi ruangan-ruangan, tempat putra-putrinya melahap racikan-racikan ilmu. Membiarkan sisi kehangatannya terlihat transparan.  Wajah kabur sang Rektor di benak mahasiswa, perlahan musnah karena sang Rektor senantiasa mengenalkan diri dan membaur, mengayomi  mahasiswa serta  membangun suasana  akademik  yang  harmonis,  tanpa  menghilangkan  daya  kritis  mahasiswa  yang tumbuh alami di organisasi kampus. Sisi kehangatannya akan melahirkan sebuah jalinan kerjasama yang elegan dan egaliter dengan semua pihak yang terkait dengan universitas, baik itu dosen, karyawan, maupun mahasiswa.
Praktis, sekarang mahasiswa haus akan pemimpin yang inspiratif. Mahasiswa akan menghujam pemimpin yang seolah terlalu sibuk dengan agenda-agendanya, namun akan terpanah terhadap pemimpin yang mau diajak berbagi dan mau berada di tengah-tengah mahasiswanya. Keberadaan Rektor di tengah-tengah aspirasi mahasiswa akan membuahkan komunikasi yang baik dan transfer informasi yang jelas dari pihak rektorat kepada mahasiswa. Sosok Rektor yang memiliki popularitas di mata kaum agent of change, memiliki sikap keterbukaan  terhadap masukan-masukan yang lahir serta memiliki dedikasi yang tinggi terhadap kemajuan UR, itulah gambaran pemimpin idaman kampus biru langit.





0 komentar:

Posting Komentar